Skip to content
Climbing

Climbing

Merupakan divisi termuda yang ada di Sisgahana. Dimulai sejak dibuatnya kompetisi panjat tebing tingkat SMA dan Umum pada tahun 1989 oleh Angkatan Kabut Belantara, Divisi Climbing mengajarkan siswanya tata cara melakukan panjat tebing dengan aman.

Meskipun sebenarnya Climbing merupakan bagian dari Mountaineering, namun karena teknik dan peralatan yang digunakan banyak berbeda dengan Mountaineering, maka dibentuklah Divisi Climbing agar dapat dipelajari secara mendalam. Kalau Mountaineering lebih banyak mendaki dengan berjalan kaki, Climbing akan cenderung merayap menaiki tebing dengan tingkat kecuraman rata-rata 90 derajat. Penjelasan tentang jenis pemanjatan tebing ini bisa dilihatĀ disini.

Salah satu jenis pemanjatan tebing, speed climbing, akhir-akhir ini menjadi populer karena diperlombakan dalam sebuah kejuaran dunia speed climbing. Indonesia mulai menjadi sorotan dunia saat kedua atlet Indonesia, Veddriq Leonardo dan Kiromal Katibin menciptakan All Indonesian Final pada Piala Dunia Panjat Tebing 2021 di Salt Lake City, Amerika Serikat (Mei 2021). Saat itu, Veddriq Leonardo memenangkan pertandingan nomor speed sekaligus memecahkan rekor dunia menjadi 5.20 detik yang sebelumnya dipegang oleh Reza Alipour (Iran) dengan waktu 5.48 detik (Kejuaraan Dunia di Tiongkok 2017). Setelah itu, Kiromal Katibin menjuarai Piala Dunia di Seoul, Korea Selatan (Mei 2022) sekaligus mempertajam rekor dunia menjadi 5.17 detik. Kiromal Katibin juga tercatat memecahkan rekor nya sendiri sebanyak 4 kali dengan waktu terbaiknya 5.009 pada Piala Dunia di Chamonix, Perancis (Juli 2022). Tidak sampai setahun kemudian, Veddriq Leonardo menorehkan rekor baru menjadi 4.90 detik pada Piala Dunia di Seoul, Korea Selatan (Apr 2023) yang masih bertahan hingga saat penulisan ini dibuat.